JAMBI – Proses penjaringan calon Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Periode 2023-2027 yang sedang berlangsung saat ini ikut menarik perhatian kalangan aktivis di Jambi.
Inta Umri Habibi yang akrab dipanggil Iin pun ikut menyoroti proses penjaringan Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tersebut.
Perhatian tersebut tentu memiliki alasan yang kuat bagi Mantan Ketua Umum Badko Himpunan Mahasiswa Islam (Hmi) Cabang Jambi tersebut.
Iin mengatakan ini menarik untuk dijadikan perhatian, karena sedari awal sudah terjadi mal administrasi di dalam proses penjaringan.
Dimana aturan dasar Penjaringan Rektor PTKIN yaitu PMA No 68 Tahun 2015 pada pasal tentang syarat Bakal Calon Rektor tidak diikuti sepenuhnya, padahal ini kan sudah eksplisit dan tidak perlu lagi interpretasi.
“Akibat mal administrasi tersebut ada Bakal Calon yang sudah tidak memenuhi syarat diloloskan dan yang memenuhi syarat tidak diloloskan,”ungkap Iin..
Ditambahkan iin lagi, dia bersyukur pihak kementerian Agama memberhentikan proses yang dinilai mal administrasi tersebut dengan memerintahkan untuk melakukan penjaringan ulang bakal calon Rektor.
“menurut pantauan saya proses penjaringan ulang tersebut telah berjalan sejak 13 November 2023 lalu dan kemarin tanggal 5 Desember 2023 telah dilakukan sidang senat tertutup dengan agenda penyampaian visi misi oleh calon Rekor dan penilaian kualitatif oleh senat. saya sangat senang proses kemarin berjalan dengan lancar dan kondusif,”ujar Iin lagi.
Ketika ditanya siapakah yang layak menjadi Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Periode 2023-2027? Dengan tegas Pria yang akrab dengan dunia aktivis ini menjawab Prof. Dr. As’ad, M. Pd.
“Bagi saya Pemimpin perguruan tinggi itu sebagaimana pemain sirkus dan pawang, tidak boleh merasa paling hebat, melebihi semua mereka yang dipimpinnya. Jika kehebatan itu harus dimiliki, bukan terletak pada karya dan pemikirannya, melainkan pada cara atau pendekatan dalam mengatur perguruan tinggi yang dipimpinnya,”sebut Iin lagi.
Sudah barang tentu lanjut Iin, aturan yang diciptakan adalah khas, yaitu suasana yang melahirkan semua orang bisa tumbuh dan berkembang. Rupanya pada akhir-akhir ini, banyak pemimpin perguruan tinggi yang lebih memilih kampusnya menjadi stabil, teratur, aman, dan tidak banyak pikiran-pikiran baru yang tumbuh dan berkembang.
Padahal lanjutnya lagi, jika gambaran itu yang terjadi, maka perguruan tinggi dimaksud sebenarnya sudah kehilangan jiwa atau ruh yang seharusnya dimiliki.Untuk menjawab itu semua hari ini yang layak dan dibutuhkan oleh UIN Jambi ya Prof. As’ad.
“Dengan pengalaman beliau yang pernah memimpin berbagai lembaga, gaya komunikasi yang beliau miliki, jejaring yang beliau bangun selama ini serta hal lainnya yang dimiliki Prof As’ad, dengan itu saya merasa beliaulah yang paling pantas memimpin UIN Jambi kedepan,” imbuhnya.
“saya juga berdoa proses kedepan lancar dan Pihak Kementerian Agama memberikan Amanah menjadi Rektor UIN Jambi Kepada Prof. As’ad dan ini juga merupakan do’a dan pengharapan sebagaian besar masyarakat Jambi,”pungkasnya.(*)